PIP IPM

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan "tongkat estafet" yang sering kali diremehkan, bahkan dilupakan orang sebagai tingkatan pendidikan yang banyak mendukung perkembangan industri kreatif di Tanah Air.

Pendapat tersebut dikemukakan oleh Muhamad Lukman, satu dari tiga orang pendiri Pixel Pilot Project di sela-sela berlangsungnya Pekan Industri Kreatif Indonesia, di Jakarta, Jumat (26/6). Pixel Pilot Project adalah sebuah kelompok kerja yang berhasil menciptakan konsep 'Batik Fractal', yaitu proses penciptaan motif batik menggunakan integrasi ilmu matematika dan komputer.

"Prestasi mereka selama ini luar biasa, banyak sudah yang mereka hasilkan, sayangnya selama ini mereka lebih sering dipandang tak lebih sebagai tukang," ujar Lukman.

Lukman menambahkan, hal itu terjadi karena selama ini mereka seakan tenggelam oleh "kakak-kakaknya" di perguruan tinggi. Mereka, siswa dan lulusan SMK itu terlalu sibuk berkutat di balik pekerjaannya. Padahal, lanjut Lukman, para siswa SMK tersebut punya basis kreativitas yang lebih hebat daripada mahasiswa teknik, sekalipun itu mahasiswa ITB.

"Saya berani katakan bahwa pada praktiknya anak SMK lebih hebat dari anak ITB karena, sejak pertama sekolah, mereka lebih banyak bergulat dengan semua pekerjaan teknis dan kuantitasnya lebih tinggi sebagai praktisi," ujar lulusan ITB ini.

Lukman menambahkan, belakangan ini sekolah SMK kian menjamur. Prestasi mereka pun bergam dan semakin banyak, mengikuti jejak "kakak-kakaknya" di ITB, ITS, dan berbagai perguruan tinggi lainnya.

"Merekalah yang kelak ikut memajukan dunia pendidikan Indonesia untuk mendukung perkembangan industri kreatif ke depan, tinggal diasah dan dimanfaatkan," ujarnya.

READ MORE - Hah, Anak SMK Lebih Hebat dari ITB?
PIP IPM

KENDAL, 23 – 24 Mei 2009. Merupakan perjalanan sejarah yang menunjukkan geliat pergerakan IPM dalam meningkatan intelektualitas Pelajar Muhammadiyah. Ada sebuah harapan yang sangat besar dalam kegiatan ini, amanah yang kami emban di dibang PIP Kabupaten Klaten bukanlah main – main, mimpi yang kami anyam pun bukanlah utopia semata. Kami akan bangun, membangun intelektualitas pelajar Muhammadiyah. Terlihat hanya omongan belaka mungkin. Tapi kami adalah pejuang, seperti pesawat yang tak akan pernah mendarat sebelum sampai bandara.

Kegiatan ini dimulai dengan presentasi program PIP di masing – masing Daerah, tidak semua daerah datang memang, dan tidak semua menampilkan presentasinya dengan maksimal, bahkan ada yang kesana tanpa persiapan apapun. Yuar, Ketua Bidang PIP IPM Klaten berpendapat, melakukan sesuatu tanpa persiapan dan kematangan adalah sebuah penghianatan amanah,jika sekarang dia berada dalam posisi tanpa persiapan tersebut, dia akan mrasa sangat berdosa, karena mendzolimi 13 ribuan anggota IPM se-kabupaten Klaten. Sangat disayangkan sekali ketika dalam tatarn Pimpinan Darah masih belum tesadar akan amanahnya yang begitu besar, teringat sebuah hadis : “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumah tangga suaminya serta anak-anaknya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” (HR Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan hadits no. 1199)

Dari beberapa presentasi, ada yang memiliki program yang bagus, dan ada pula yang hanya mimpi belaka, Karena kurang matang atau kurang yakin bahwa program itu akan terlaksana. Acara ini sangat bagus untuk media komunikasi, share antar daerah, ajang memberikan motivasi. Mungkin ini yang harus ditekankan, ketika Pimpinan Daerah mulai pesimis dengan program kerjanya, mulai kahilangan semangat untuk menjalankan program kerjanya.harus ada sebuah pendekatan, untuk menyuntikkan motivasi dalam diri anggota PD, dalam ilmu Psikologi ini di sebut dengan Pygmalion Effect (Kierein & Gold, 2000). Jika Pimpinan (dalam hal ini boleh kita katakana Pimpinan Wilayah – PW- IPM) menginginkan yang terbaik dari performa kerja bawahannya (Pimpinan Dareah – PD - ), maka PW perlu meyakinkan PD bahwa program kerjanya akan berhasil dengan bahasa non-verbal ataupun verbal. Dalam hal ini bahasa non – verbal akan lebih memberikan efek yang mengena, karena lebih personal dan dan intim.

Diskusi berikutnya, menyamakan tujuan program kerja PIP, Pimpinan Wilayah membimbing dan membarikan arahan, akhirnya kami setuju untuk menyamakan satu atau 2 program. Terjadi dialog yang sangat panjang dalam pembahasan program yang akan disamakan tersebut. Dimulai dari pemetaan per – daerah, kendala, kekuatan, kesempatan. Ada 2 program yang kemungkinan menjadi program bersama, Lomba (di IPM Klaten disebut TILPER) dan kelompok Ilmiah Remaja atau KIR. Untuk program Lomba, baru 3 daerah yang sudah berinisiatif dan berhasil melaksanakan, Kendal,Klaten, dan afwan satunya lupa. Dan untuk daerah lainnya mengalami bnyak kendala dalam melaksanakan itu. Kami melihat kendala utamanya bukan karena waktu, personel atau dana seperti yang teman – teman katakana, namun justru dari pesimisme yang ada dalam diri Pimpinan Daerah, sebenaryan PW pun menyadari akan hal ini, terlihat ketika Ipmawan Ali Hamdi, Ketua Bidang PIP bekata “jangan takut dengan program kerja bidang lain, jika kita focus, maka kita pasti bisa melaksanakannya. Yang penting focus dahulu”. Namun seperti yang kami bahas sebelumnya, pendekatan melalui motivasi verbal kurang bergitu berpengaruh dan kurang terkristal. Akhirnya Karena begitu banyak Daerah yang belum siap untuk memprogramkan program ini, program inipun dijadikan program alternatif. Program kedua adalah pembentukan komunitas, terfokus dengan kelompok ilmiah remaja (KIR), sedikit pertanyaan juga, apakah tidak sebaiknya IPM punya nama tersendiri untuk nama ini? Diskusi yang panjang juga terjadi dalam pembahasan program ini, terkait urgensi, ketersediaan pembimbing dan kendala – kendala yang lain. Berbeda dengan progam lomba, program ini berhasil menjadi progam yang disetujui menjadi program bersama. Namun masih harus dipetakan kembali tentang konsep, mekanisme dan filosofinya. Sehingga ini bukan merupakan program yang tujuannya hanya ‘NAMA’ IPM di masyarakat luas, namum karena memang ada nilai – nilai yang terinternalisasi.


READ MORE - Rapat Koordinasi PIP IPM Se- Jawa Tengah
PIP IPM

Kata ini sudah saya dengar sebelumnya, namun pada saat Rapat Koordinasi Nasional Terbatas PIP disebutkan lagi. Dalam satu sambutan pembukaan acara itu, Bapak Zamroni, Bendahara PP Muhammadiyah mengatakan : “Kalian telah menempuh jalan sunyi”, ketika banyak remaja senang berhura – hura dengan budaya hedonisme dan sekulerisme atau berjuang dengan keramaian politik, kita menempuhn jalan yang tak banyak dilewati orang.
Jalan itu adalah : Menulis!!
Gerakan iqro, begitu IPM biasa menyebutnya. Walaupun terseok mengerakkan konsep ini, tapi inilah riak yang siap menjadi ombak, dan akan menjadi gelombang yang besar. Namun saya tidak akan membahas tentang gerakan iqro (perlu kompleksitas untuk menjabarkan gerakan ini), namun saya ingin ber-curhat tentang – jalan sunyi –
Ketika saya selesai satu kuliah, jam menunjukkan pukul 09.00 dan kuliah berikutnya akan dimulai pukul 09.30, itu artinya masih ada waktu luang sekitar 30 menit. Karena saya belum sarapan, maka saya dan teman saya pergi ke kantin dengan pertimbangan waktu tersebut dan dosen yang akan mengajar nanti memiliki kebiasaan terlembat masuk kelas, bahkan pernah beliau terlambat sampai 30 menit selain itu beliau juga sangat permisif. Pun teman – teman lain banyak yang keluar dan bahkan bolos.
Saat menunggu makanan, temanku datang, dia adalah ketua kelas. Bertanya dia padaku dan temanku, “kalian mau nelat ya?”
“iya, bapaknya kan juga sering telat” jawab temanku,
“kamu g nelat” lanjutnya,
“mau sih, tapi… harga diri…” jawab sang ketua kelas
“oh…” kami hanya bisa ber ‘oh’ ria. Entahlah bagi temanku, tapi bagiku itu sangat menohok. Inilah jalan sunyi. Jalan yang tidak banyak diikuti, bahkan banyak yang beranggapan itu jalan yang bodoh. Ada waktu dan dosen yang permisif kenapa tidak dimanfaatkan.
Ada nilai yang tersimpan dalam jalan sunyi itu. Dia yang melewati jalan sunyi adalah dia yang menjunjung tinggi nilai itu.
::
Iseng saya membaca blog teman, di bercerita, suatu hari dia bangun terlambat (nasrani, jadi tidak sholat), pukul 07.30, padahal jam segitu kelas sudah mulai. Ketika itu temannya sms “kamu g berangkat kuliah ya? Mau aku TA-in (titip absen) tidak?”, temanku mempertimbangankan, TA memang sudah menjadi tradisi di kelas kami, apalagi dosen mata kuliah ini sangat permisif (dosen yang sama dengan yang diatas). TA menjadi sangat berarti ketika fakultas memberikan peraturan kehadiran tidak boleh lebih dari 75%. Padahal temanku ini sudah kesekian kalianya ijin, jika ia ijin lagi maka dapat dipastikan tidak bisa mengikuti ujian mid semester. Aku terus membaca baris berikutnya,
“ah, akhirnya sms Z**k (nama yang mengirim sms) tidak ku balas, biarlah aku meninggalkan ujian mid semester, daripada aku meninggalkan kejujuran”
Sekali lagi: menohok.
::
Jalan sunyi bisa ditempuh siapa saja, dan dengan segala resiko yang ada: sendiri, dikira aneh, sok ekslusif,dan sebagainya. Namun ujung jalan itu akan selalu indah. Karena jalan itu adalah jalan para pejuang. Jalan orang yang menahan nafsu, jalan orang yang penuh kesabaran.
Aku hanya ingin bercerita, aku tidak ingin mengajak kalian ke jalan sunyi. Karena aku tahu, kalian sendirilah yang akan memutuskan jalan yang akan kalian tempuh.
READ MORE - Jalan Sunyi
PIP IPM

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelajar Indonesia kembali meraih prestasi gemilang di kancah internasional dengan menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009. Tim Indonesia berhasil mengalahkan juara dunia tahun lalu, Selandia Baru, juara tahun 2007, Amerika Serikat, dan negara peserta dari lima benua, antara lain: Jerman, Australia, Selandia Baru, Skotlandia, Jepang, Afrika Selatan, Korea, dan Singapura.

Yohanes Surya, Ketua Surya Institute, di Jakarta, Rabu (25/6), mengatakan berita kemenangan tim Indonesia itu diumumkan oleh astronaut NASA Sandra Magnus, dalam suatu live web stream pada jam 14.30 GMT atau jam 21.30 WIB pada tanggal 23 Juni 2009.

Tim Indonesia yang menamakan diri Kelompok Spoon Corporated diwakili oleh Wismaya Adi Purnama (SMA Taruna Nusantara Magelang), Lita Gunawan (SMAK Yahya Bandung), Rizki Satrio Nugroho (SMA Madania Bogor), Evelyn Antoinette (Bina Bangsa School Jakarta), Asyraf Firas Abdurrasyid (SMAN 1 Bandung), dan Christa Yona Twedrian (SMA Regina Pacis Bogor).

Dengan menjuarai GEC di tahun 2009 ini, Indonesia menjadi negara Asia pertama yang memenangkan GEC sejak diluncurkan di Skotlandia pada tahun 2002. Saat ikut serta untuk pertama kalinya dalam GEC tahun 2008, Indonesia bau berada di peringkat keenam setelah berhasil mengalahkan Singapura. Sementara itu, Korea kembali memenangkan penghargaan kreatifitas dalam GEC 2009, mengulangi prestasi mereka tahun lalu dalam GEC 2008.

Anggota Tim Indonesia di GEC 2009 datang dari berbagai latar belakang dan sekolah, bekerja sama dalam satu tim untuk memecahkan challenge berupa simulasi masalah yang dirancang oleh NASA, yang disiarkan melalui internet secara bersamaan ke semua peserta di berbagai tempat penyelenggaraan lomba di dunia.

GEC adalah lomba inovasi dan entrepreneurial di antara kelompok para remaja usia 16-19 tahun, menggunakan teknologi internet dan menjangkau skala regional dan global. Tim-tim peserta dari seluruh dunia harus menjawab challenge atau persoalan yang diberikan oleh NASA dan disiarkan melalui internet dari Glasgow, Skotlandia.

Challenge yang diberikan menuntut tim peserta merancang suatu prototipe dan rencana bisnis/marketing untuk suatu produk yang bisa dipasarkan secara komersial, demi mencapai suatu tujuan. Semua konsep, rancangan prototipe, rencana bisnis, serta rekaman presentasi (yang durasinya maksimum hanya 3 menit) harus diselesaikan dalam waktu yang sangat terbatas, yaitu dalam 24 jam sejak challenge diterima. Umumnya, tujuan ini berhubungan dengan suatu obyektif sosial atau yang terkait dengan masalah lingkungan.

Saat ini sekitar 5000 siswa dari 200 sekolah/perguruan tinggi dari berbagai negara di lima benua berpartisipasi dalam GEC setiap tahunnya GEC didukung oleh NASA dan World Intellectual Property Organisation (WIPO), yang mana WIPO memberikan medali emas pada tim pemenang serta sertifikat pada masing2 anggota tim.

Tim Indonesia berkumpul bersama untuk mengikuti GEC sejak Senin 22 -24 Juni 2009 di Jakarta. Tahun ini latar belakang Challenge yang diberikan oleh NASA adalah bahwa setiap hari, satu milyar orang di dunia akan kelaparan, sementara rumah tangga di negara-negara G-20 membuang jutaan ton makanan sisa senilai milyaran dolar.

Challenge GEC tahun 2009 adalah bagaimana merancang suatu model dari suatu produk atau jasa yang inovatif, yang bisa mengurangi makanan terbuang (reduce food waste) di negara peserta serta sekaligus menolong mengatasi kelaparan di salahsatu negara termiskin di dunia.

Solusi harus dipresentasikan oleh setiap tim dalam bahasa Inggris kepada tim juri dalam bentuk rekaman maksimum 3 menit, disertai business plan, yang dikirim via internet ke para juri di Skotlandia, 24 jam setelah Challenge diberikan.

Pemenang ditentukan berdasarkan kombinasi pendekatan inovatif dan kreatif, pertimbangan cost-benefit dari produknya, efektifitas strategi pemasarannya terhadap target audience-nya, serta efektifitas penyampaian idenya dalam presentasinya selama maksimum 3 menit.

READ MORE - Pelajar Indonesia Juara Dunia(Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu)
PIP IPM

no

Nama PROKER

Tujuan

Sasaran

Deskripsi

Waktu

Anggaran

PJ

1

TILPER

(Temu Ilmiah Pelajar Muhammadiyah)

* Meningkatkan semangat berprestasi pada diri Pelajar Muhammadiyah

* Menemukan Kader – kader yang memiliki potensi lebih

Pelajar Muhammadiyah Se -Kabupaten Klaten

* Kegiatan ini berupa perlombaan

* Materi pokok lomba adalah : Agama Islam,Kemuhammadiyahan, dan Pengetahuan Umum, Mading, Tilawatil Qur’an, Story Telling, Pidato Bahasa Jawa, PR Teladan, Koor.

* Materi tambahan : Drama, akustik, Bazar sekolah, Karya Tulis Ilmiah.

Periode I :Oktober 2009

Periode II : Belum

@Rp 40.000.000

Ari Baskoro

2

What and how?

(Student in Researh)

* Eksplorasi keadaan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten

* Finding the problems and solving them

Objek – objek yang mengindikasikan tersendatnya Pendidikan di Indonesia umumnya, dan pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten Khususnya

* Penelitian ilmiah mengenai masalah – masalah yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah Muhammadiyah.

3 Bulan Sekali

Rp 100.000,00

/terbit

Yuar dwi Utami

3

Internal discussion

* M emperdalam pengetahuan kader

* Menghidupkan budaya kritis di lingkungan kader

* Aktualisasi diri kader

PD dan atau PC IPM Klaten

(Tergantung Materi)

* Diskusi mengenai masalah – masalah yang harus diketahui oleh PD dan atau PC, diskusi melibatkan keynote yang dapat memberikan informasi secara jelas dan mampu mengawal kader dalam mencari problem solving secara bijaksana

1 Bulan Sekali

Rp 100.000,00 /diskusi

Samsul Sahri

4

I and my think

* Aktualisasi diri kader

* Memperdalam pengetahuan Kader

Anggota bidang PIP

* Share mengenai konsentrasi bidang yang dimiliki kader

* Membaca, mendiskusikan dan menuliskan hasil bacaan dan diskusi tersebut ke dalam blog PIP



Fitri

5

Program penunjang

* Member bekal kader agar data mlaksanakan program kerja secara profesional

Anggota bidang PIP

* Pelatihan blog, pembelian buku,dll

Insidental, tergantung kebutuhan


Hanif

Ria Fivi

6

Blog For All

* Membangun Jaringan dan komunitas intelektual IPM se - Klaten

SMP Muh/Sederajat dan SMA Muh/Sederajat

* Pelatihan

* Pengadaan

* Pengelolaan

* Penjagaan



Abdul Hakim


READ MORE - Rancangan Program kerja Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)Kabupaten Klaten
PIP IPM
Ketua-Ketua Muhammadiyah

01 Rapat Tahun ke-1Yogyarta 1912 : KH Ahmad Dahlan
02 Rapat Tahun ke-2 Yogyakarta 1913: KH Ahmad Dahlan




03 Rapat Tahun ke-3 Yogyakarta 1914: KH Ahmad Dahlan
04 Rapat Tahun ke-4 Yogyakarta 1915: KH Ahmad Dahlan
05 Rapat Tahun ke-5 Yogyakarta 1916: KH Ahmad Dahlan
06 Rapat Tahun ke-6 Yogyakarta 1917: KH Ahmad Dahlan
07 Rapat Tahun ke-7 Yogyakarta 1918: KH Ahmad Dahlan
08 Rapat Tahun ke-8 Yogyakarta 1919: KH Ahmad Dahlan
09 Rapat Tahun ke-9 Yogyakarta 1920: KH Ahmad Dahlan
10 Rapat Tahun ke-10 Yogyakarta 1921: KH Ahmad Dahlan
11 Rapat Tahun ke-11 Yogyakarta 1922: KH Ahmad Dahlan
12 Rapat Tahun ke-12 Yogyakarta 1923: KH Ibrahim
13 Rapat Tahun ke-13 Yogyakarta 1924: KH Ibrahim
14 Rapat Tahun ke-14 Yogyakarta 1925: KH Ibrahim
15 Kongres Tahunan ke-15 Surabaya 1926: KH Ibrahim
16 Kongres Tahunan ke-16 Pekalongan 1927: KH Ibrahim
17
Kongres Tahunan ke-17
Yogyakarta
1931
KH Ibrahim
18
Kongres Tahunan ke-18
Surabaya
1929
KH Ibrahim
19
Kongres Tahunan ke-19
Minangkabau
1930
KH Ibrahim
20
Kongres Tahunan ke-20
Yogyakarta
1931
KH Ibrahim
21
Kongres Tahunan ke-21
Makassar
1932
KH Ibrahim
22
Kongres Tahunan ke-22
Semarang
1933
KH Ibrahim
23
Kongres Tahunan ke-23
Yogyakarta
1934
KH Ibrahim
24
Kongres Tahunan ke-24
Banjarmasin
1935
KH Hisyam
25
Kongres Tahunan ke-25
Jakarta
1936
KH Hisyam
26
Kongres Tahunan ke-26
Yogyakarta
1937
KH Mas Mansur
27
Kongres Tahunan ke-27
Malang
1938
KH Mas Mansur
28
Kongres Tahunan ke-28
Medan
1939
KH Mas Mansur
29
Kongres Tahunan ke-29
Yogyakarta
1940
KH Mas Mansur
30
Kongres Tahunan ke-30
Purwokerto
1941
KH Mas Mansur
31
Muktamar Darurat
Yogyakarta
1944
Ki Bagus Hadkusuma
32
Silahturrahmi se-Jawa
Yogyakarta
1946
Ki Bagus Hadkusuma
33
muktamar ke-31
Yogyakarta
1050
Ki Bagus Hadkusuma
34
Muktamar ke-32
Purwokerto
1953
Ki Bagus Hadkusuma
35
Muktamar ke-33
Yogyakarta
1956
Buya AR Sutan Mansur
36
Muktamar ke-34
Palembang
1959
H.M. Yunus Anis
37
Muktamar ke-35
Jakarta
1962
KH. Ahmad Badawi
38
Muktamar ke-36
Bandung
1965
KH. Ahmad Badawi
39
Muktamar ke-37
Yogyakarta
1968
KH. Faqih Usman
40
Muktamar ke-38
Ujung Pandang
1971
KH. AR Fachruddin
41
Muktamar ke-39
Padang
1974
KH. AR Fachruddin
42
Muktamar ke-40
Surabaya
1978
KH. AR Fachruddin
43
Muktamar ke-41
Surakarta
1985
KH. AR Fachruddin
44
Muktamar ke-42
Yogyakarta
1990
KHA. Azhar Basyir, M.A.
45
Muktamar ke-43
Banda Aceh
1995
Prof. Dr. H. M. Amien Rais
46
Pleno PP Muh. diperluas
Jakarta
1998
Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif
47
Muktamar ke-44
Jakarta
2000
Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif
48
Muktamar ke 45
Malang
2005
Prof. Dr. H.M Din Syamsuddin, MA
READ MORE - Ketua Umum Muhammadiyah 1912 - 2009
PIP IPM



Profil lengkap KH Ahmad Dahlan, klik http://f4ni.files.wordpress.com/2008/05/cerita-ttg-kiyai-dahlan-catatan-kyai-soedjak.pdf


READ MORE - Profil KH. Ahmad Dahlan
PIP IPM
Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Thahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.

Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.




Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.

Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;

“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.



Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.



Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah.



Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.



Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.



Ibnu juga memiliki peran besar dalam mengembangkan berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia.



Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.”



Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya.



Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi.



Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab sebelumnya.



Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.



Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.
dikutip dari : http://taghrib.ir/melayu/?pgid=69&scid=164&dcid=36831

READ MORE - Sekilas Biografi Ibnu Sina